ZAT WARNA SINTETIS
Gambar Proses Pewarnaan Sasirangan
http://www.melayuonline.com/
Zat warna sintetis seperti pewarna azo banyak digunakan dalam proses pencelupan kain. Senyawa ini memiliki struktur kimia kompleks yang mengandung gugus azo (-N=N-) dan cincin aromatik, menjadikannya stabil dan sulit terurai di lingkungan. Sifat ini menyebabkan zat warna dapat bertahan lama dalam air, menyebabkan perubahan warna yang mencolok, dan sulit diuraikan oleh mikroorganisme. Akibatnya, air limbah yang mengandung zat warna sintetis menjadi berwarna pekat dan mengganggu fotosintesis organisme air.
Untuk menambah wawasan kalian, mari tonton video sintesis pewarna Azo
Pewarna Azo
Logam Berat
Logam berat digunakan sebagai fiksatif atau penguat warna dalam proses pencelupan. Struktur atom logam memungkinkan mereka membentuk ikatan kompleks dengan molekul biologis seperti protein dan enzim, sehingga dapat bersifat toksik meskipun dalam konsentrasi kecil. Logam berat cenderung tidak terurai dan dapat terakumulasi dalam tubuh organisme air, menyebabkan keracunan dan gangguan sistem metabolisme.
Pencemaran Logam Berat
Misalnya, ion tembaga (Cu²⁺) dapat menyebabkan gangguan pada sistem saraf ikan dan organisme air lainnya, sementara ion besi (Fe²⁺/Fe³⁺) dalam konsentrasi tinggi dapat memicu pembentukan endapan yang mengganggu pernapasan organisme. Oleh karena itu, keberadaan logam berat harus dipantau menggunakan alat penguji logam atau uji kualitatif (seperti reaksi pembentukan endapan dengan NaOH).
pH Ekstrem
pH ekstrem merujuk pada kondisi air limbah yang memiliki tingkat keasaman atau kebasaan yang sangat tinggi di luar rentang netral. pH merupakan ukuran konsentrasi ion hidrogen (H⁺) dalam larutan dan dinyatakan dalam skala 0 hingga 14. Nilai pH 7 dianggap netral, di bawah 7 bersifat asam, dan di atas 7 bersifat basa. Ketika air limbah memiliki pH sangat rendah (asam kuat) atau sangat tinggi (basa kuat), kondisi ini dapat menimbulkan kerusakan pada organisme hidup serta mengganggu proses ekosistem perairan alami.
Bahan kimia seperti soda api (NaOH) atau asam kuat sering digunakan dalam proses pelarutan dan fiksasi warna. Hal ini dapat menyebabkan air limbah bersifat sangat basa atau sangat asam. Air dengan pH ekstrem dapat merusak jaringan organisme air, memengaruhi keseimbangan ekosistem, dan mengganggu proses dekomposisi alami.
Untuk membantu siswa memahami rentang pH dan kondisi bahayanya, berikut ini tabel pengukuran pH:
Pengukuran pH dapat dilakukan menggunakan kertas lakmus, indikator universal, atau pH meter digital sederhana.
Dengan memahami struktur dan sifat kimia dari masing-masing zat pencemar ini, peserta didik dapat mengaitkannya dengan potensi pencemaran yang ditimbulkan dan pentingnya pengolahan limbah sebelum dibuang ke lingkungan. Pemahaman ini menjadi dasar bagi peserta didik untuk menyusun solusi berbasis ilmiah dalam proyek pengolahan limbah yang akan dikembangkan di tahap-tahap berikutnya.