Pada tahap akhir pembelajaran berbasis proyek ini, peserta didik mengambil peran sebagai duta ilmiah lingkungan di sekolah. Setelah menjalankan eksperimen fitoremediasi menggunakan eceng gondok terhadap limbah cair sasirangan, mereka kini menyampaikan hasil temuannya kepada audiens luas (guru, teman, bahkan warga sekitar). Presentasi hasil proyek menjadi bentuk nyata dari proses komunikasi ilmiah, bagian penting dalam metode ilmiah yang lengkap.
Peserta didik menyusun data observasi berupa grafik perubahan pH, kejernihan, dan warna air selama 7 hari, serta memvisualisasikannya dalam bentuk poster, slide, atau video. Selain mempresentasikan, siswa juga diajak melakukan refleksi mendalam terhadap proses belajar, tantangan, kerja kelompok, dan relevansi proyek dengan masalah lingkungan di masyarakat mereka.
Kegiatan ini menjadi momen penting untuk menumbuhkan kepercayaan diri, berpikir sistematis, dan menjadi agen perubahan.
Selain itu, refleksi menjadi bagian penting dari pembelajaran. Peserta didik diajak untuk mengevaluasi proses yang telah dilalui, menyadari tantangan yang dihadapi, serta merumuskan ide dan rencana aksi nyata untuk diterapkan dalam kehidupan mereka di luar kelas.