Fitoremediasi adalah salah satu bentuk teknologi ramah lingkungan yang memanfaatkan kemampuan tanaman untuk menyerap, menguraikan, atau menetralkan zat pencemar dari lingkungan, khususnya dari air limbah. Dalam konteks limbah sasirangan yang mengandung zat pewarna sintetis, logam berat, dan senyawa lain yang bersifat toksik, fitoremediasi menawarkan pendekatan sederhana namun efektif untuk memulihkan kualitas air secara alami.
Tanaman yang umum digunakan dalam fitoremediasi adalah eceng gondok (Eichhornia crassipes) karena memiliki ciri-ciri morfologi dan fisiologi yang mendukung proses ini:
Akar serabut yang panjang dan menyebar luas, memungkinkan penyerapan ion logam dan senyawa organik.
Rongga batang berisi udara yang membantu proses transportasi oksigen dan mendukung pertumbuhan tanaman di permukaan air.
Daun lebar untuk menangkap sinar matahari dan mendukung proses fotosintesis sebagai sumber energi metabolisme tanaman.
Dalam proses fitoremediasi, eceng gondok bekerja melalui beberapa mekanisme utama :
1.Fitoekstraksi: Eceng gondok menyerap logam berat seperti Cu dan Fe melalui akarnya. Logam ini kemudian diakumulasi dalam jaringan tanaman sehingga mengurangi kandungan toksik dalam air.
2.Fitodegradasi: Senyawa organik berbahaya (misalnya pewarna sintetis) diurai oleh enzim atau mikroorganisme yang hidup di akar dan batang tanaman menjadi senyawa yang lebih ramah lingkungan.
3.Fitofiltrasi: Sistem akar eceng gondok menyaring partikel padat dan mikroorganisme dari air, membantu menjernihkan air secara fisik.
Gambar Eceng Gondok
Dengan proses tersebut, eceng gondok bukan hanya tanaman pengganggu, melainkan berpotensi menjadi solusi lokal yang efisien dan terjangkau untuk mengatasi pencemaran limbah industri rumahan, seperti limbah sasirangan, terutama di wilayah-wilayah yang memiliki akses terbatas terhadap teknologi mahal.
UNTUK MENAMBAH WAWASAN Mari tonton video Prinsip Fitoremediasi