Perancangan proyek fitoremediasi limbah sasirangan bertujuan untuk menjawab tantangan nyata yang dihadapi masyarakat lokal akibat pencemaran air dari proses pewarnaan kain. Dalam kegiatan ini, peserta didik berperan sebagai peneliti muda yang menyusun sistem pemurnian air berbasis tanaman lokal, yaitu eceng gondok (Eichhornia crassipes), dengan mengintegrasikan konsep sains, teknologi, rekayasa, matematika, serta nilai-nilai budaya (Etno-STEM).
Proyek ini memungkinkan peserta didik:
Mengintegrasikan konsep kimia lingkungan untuk memahami jenis dan karakteristik zat pencemar.
Menerapkan sains dan bioteknologi sederhana untuk memilih tanaman yang sesuai dan memanfaatkan kemampuannya dalam fitoremediasi.
Mendesain sistem penyaringan sederhana (engineering) yang bisa diterapkan di skala rumah tangga atau sekolah.
Menggunakan pendekatan kuantitatif (matematika) untuk menghitung volume air, jumlah tanaman, dan durasi eksperimen.
Mengaitkan semua proses ini dengan nilai budaya lokal, seperti kebiasaan masyarakat dalam menjaga kelestarian air.
Melalui perancangan ini, peserta didik tidak hanya belajar menerapkan prinsip ilmiah, tetapi juga memaknai pentingnya kolaborasi, kemandirian, dan kebermanfaatan sosial dari sebuah proyek ilmiah yang kontekstual.