Untuk itulah diperlukan pemahaman tentang tiga jenis reaksi kimia yang sangat relevan:
Reaksi Netralisasi
Dalam konteks limbah sasirangan, reaksi netralisasi sangat dibutuhkan untuk menyeimbangkan pH yang terlalu asam atau basa. Misalnya, air limbah yang sangat basa akibat penggunaan soda api dapat dinetralkan dengan asam lemah atau bahan lain seperti kapur. Reaksi ini menghasilkan air dan garam yang lebih aman bagi lingkungan.
Kaitannya dengan eceng gondok: Tanaman eceng gondok cenderung hidup optimal dalam kondisi air dengan pH netral hingga sedikit basa. Proses netralisasi memungkinkan kondisi air menjadi lebih cocok untuk mendukung aktivitas biologis eceng gondok, seperti penyerapan ion-ion logam dan senyawa organik.
Reaksi Redoks (Reduksi-Oksidasi)
Limbah sasirangan mengandung senyawa organik berwarna yang sulit terurai. Reaksi redoks dapat membantu memecah senyawa ini menjadi bentuk yang lebih sederhana, tidak berwarna, dan tidak berbahaya. Misalnya, pewarna sintetis dapat dioksidasi menggunakan zat tertentu untuk mengurangi intensitas warna limbah.
Kaitannya dengan eceng gondok: Dalam proses fitoremediasi, mikroorganisme yang hidup di sekitar akar eceng gondok membantu menguraikan senyawa berwarna melalui proses redoks alami. Selain itu, jaringan tanaman juga mengandung enzim yang mampu membantu transformasi senyawa toksik menjadi bentuk yang lebih ramah lingkungan. Misalnya, pewarna sintetis dapat dioksidasi menggunakan zat tertentu untuk mengurangi intensitas warna limbah.
Reaksi Pengendapan (Presipitasi)
Limbah juga mengandung logam berat seperti Cu dan Fe. Untuk memisahkannya dari air, dilakukan reaksi pengendapan, di mana ion logam bereaksi dengan zat tertentu (misalnya NaOH) dan membentuk endapan yang dapat diangkat. Endapan ini memisahkan logam dari air, mengurangi toksisitasnya.
Kaitannya dengan eceng gondok: Akar eceng gondok memiliki kemampuan menyerap dan mengikat partikel logam berat dari air. Sebagian logam berat terperangkap dalam akar sebagai bentuk endapan mikroskopis. Ini menunjukkan bahwa mekanisme biologis tanaman memperkuat efek reaksi pengendapan secara alami dalam proses fitoremediasi.